Fan
Fiction
Saint
Seiya : The Next Generation
Eps 2 : Phoenix Reborn
Sesampai
di desa, Baron melihat ledakan yang disebabkan oleh benturan antara pukulan
Sarcarus dan Dragon shield. Ia masih belum tahu pasti apa yang terjadi. Yang ia
tahu hanya kekacauan pasti sedang terjadi di desa Morch. Ia segera berlari
menuju alun – alun desa. “ledakan tadi dan cosmo ini. Apa yang sedang
terjadi?”. Baron terus bertanya - tanya apa yang sedang terjadi. Namun ia tidak
dapat mengetahui jawbannya sebelum tiba di tempat ledakan terjadi.
Sementara
itu di alun – alun desa, Kiki dan Sarcarus masih bertarung. “duuuaaaaaarrrrr”.
Ledakan yang sangat dahsyat telah terjadi sebagai akibat dari benturan antara
tinju Kiki dan Sarcarus. Kali ini ledakan itu hampir menghancurkan seluruh
desa. Para penduduk desa terpental jauh. Ledakan ini banyak memakan korban.
“kau takkan mampu menahan lebih lama lagi, Sarcarus. Rozan shoryu ha jauh lebih
keras daripada tamengku ini”. Kiki berbicara penuh percaya diri. Semua orang
tahu bahwa tidak ada yang mampu menahan serangan Rozan Shoryu Ha. “huhuhu. Kau
terlalu percaya diri, Dragon. Seranganmu tak ada apa – apanya dimataku.
HYAAAAAAAHHHH”. Sarcarus melancarkan serangan dengan membakar cosmonya.
Sepertinya ia tak segan untuk membunuh Kiki. Tinju Shoryu Ha tiba – tiba
membeku. Kiki tak menyangka Sarcarus dapat membekukan serangannya. Ia mulai
terdesak, ia masih sempat melihat ke belakang ternyata Ren masih berdiri di
belakangnya. “KIKI JANGAN MAU KALAH”. Ren mencoba menyemangati kiki, namun
terlambat lengan kanan Kiki telah membeku. Dengan sisa tenaganya ia menahan
serangan Sarcarus dengan perisainya. Namun hal itu sia – sia. Pukulan Sarcarus
terlalu kuat untuk perisainya. Kiki terpaksa menerima serangan itu. Ia dan Ren
terkena pukulan Sarcarus dengan telak. Mereka terpental jauh ke belakang.
Sarcarus
berdiri menatap kiki, ia sudah tidak merasakan cosmo dari tubuh Kiki.
“hahahaha. Itulah akibatnya kalau kau berani menantang Dark Saint”. Sarcarus
berbalik meninggalkan Kiki dan Ren yang terkapar lemah. Baru beberapa langkah ia
berjalan tiba – tiba ia berhenti. “hah? Cosmo ini”. Sarcarus merasakan cosmo
yang sangat kuat. Yang ia tahu ia telah mengalahkan Kiki sang Saint Dragon.
Sekilas ia menyangka apakah ini cosmo kiki. Ia berbalik untuk melihat apa yang
terjadi. Sarcarus tidak menyangka bahwa cosmo ini bukan dari tubuh Kiki, namun
berasal dari tubuh Ren.
“Kau
tidak dapat dimaafkan. Desa ini, dan penduduk yang tidak bersalah menjadi
korban”. Ren tidak dapat membendung kemarahannnya. Ia tidak menyadari tubuhnya
telah membakar cosmo yang terpendam di dalam dirinya. “Mereka hanya ingin hidup
damai”. Ren berbicara sambil mencoba membangkitkan tubuhnya yang telah lemah
akibat pukulan Sarcarus. Sarcaruspun menjadi geram. “cih.. cosmo ini sekuat
cosmo para Gold Saint”. Sarcarus berbicara dengan dirinya sendiri. Ia tak
menyangka bahwa seorang anak desa seperti Ren mampu membakar cosmo sekuat para
penjaga rumah zodiak Gold Saint. “namamu Ren kan? Dengar.. para penduduk desa
ini adalah orang – orang lemah yang tidak akan mendapatkan tempat di dunia ini.
Aku hanya memberikan kedamaian berupa kematian. Bukankah itu lebih baik....
Hanya orang – orang kuat yang memiliki tempat di dunia ini. Huhuhu”. Ren
semakin marah mendengar apa yang dikatakan Sarcarus. Cosmonya semakin kuat.
Dengan susah payah ia memasang kuda – kuda lalu mengangkat tangannya. Ia tak
menyadari bahwa kedua tangannya tiba – tiba menggambar sebuah rasi bintang.
Cosmo yang semakin membara dan rasi bintang yang digambarkan oleh Ren membuat
Sarcarus semakin terperangah. “rasi bintang ini.. jangan – jangan dia?”.
Sarcarus mencoba menduga – duga apa yang dilakukan oleh Ren. Namun sebelum
sempat Sarcarus mendapat jawaban atas pertanyaan yang ada dikepalanya, tiba –
tiba sebuah pukulan bersarang di pipi kanannya. “BUAAAKKKK”. Sarcarus terkejut
begitu juga dengan Ren. Ia bahkan belum sempat menyelesaikan rasi bintangnya,
tiba – tiba sebuah pukulan sudah mengenai wajah Sarcarus dengan telak.
Aksi
Ren terhenti. matanya kemudian tertuju kepada si pemilik pukulan. “darimana kau
mendapatkan cosmo itu, Ren?”. Ternyata pemilik pukulan itu adalah Baron. Ia
bertanya kepada Ren lalu tersenyum. “Baron?”. Ren terkejut. Ia pikir Baron
sedang berada di gunung Pompeii. “yoo”. Baron menjawab Ren. Ia lalu melihat ke
arah Sarcarus. “Jadi ada Dark Saint yang berani membakar cosmonya di desa ini”.
Baron lalu berjalan kearah Sarcarus lalu bertanya. “apa kau mau membangunkan
phoenix yang tertidur di gunung itu”. Sebenarnya apa yang dikatakan Baron
adalah sebuah bualan. Ia sendiri belum pernah melihat Phoenix selama tinggal di
gunung pompeii. Ia mencoba mengancam Sarcarus dengan mitos desanya untuk
menyelamatkan desa itu. Sarcarus lalu berdiri. “huhuhu. Kau ingin mengancamku
dengan mitos? Hahahahaha”. Ia tertawa terbahak – bahak. “Kau tahu? Tuan Hades
telah menyegel para Saint dan membunuh Phoenix Ikki. Hahahahha”. Ia terus
menertawakan Baron karena ancamannya. “Phoenix akan terlahir kembali setiap ia
bertemu ajalnya”. Tiba – tiba seorang lelaki berkata demikian. Si pemilik suara
itu sudah berada di belakang Baron. Baron lalu menengok ke belakang. Ternyata
dia adalah gurunya. “gu.. guru. Kau juga turun gunung?”. Sang guru lalu menepuk
bahu Baron sambil berkata. “menjauhlah. Kau tidak akan mau menjadi korban dari
kebangkitan Phoenix”. Baron terkejut mendengar perkataan gurunya. Ia tidak
mengerti apa maksud dari perkataan itu. “Baron, cepat menjauh” sang guru
kembali mengingatkan Baron. Ia lalu berlari ke arah Ren dan Kiki untuk
mengangkat tubuh Kiki agar menjauh juga. Setelah ia dan Ren menaruh tubuh Kiki
ditempat yang ia kira aman, matanya kembali menatap gurunya. Ia melihat gurunya
yang masih berdiri menatapnya. Setelah sang guru merasa Baron telah berada di
tempat yang aman ia lalu bertanya kepada Sarcarus. “Crystal Sarcarus, apa yang
membuatmu berpikir kau dapat seenaknya saja membakar cosmo di tempat ini?”.
Sarcarus merasa kesal dengan pertanyaan konyol itu. “Cih. Kau tau apa
orangtua?”. Lelaki itu sempat terkejut karena Sarcarus tidak mengenalinya.
“Rupanya tubuh tua ini membuat kau tidak menyadari siapa aku ya? Baiklah.. bagaimana
dengan ini?”. Tiba – tiba dari tubuh laki – laki itu memancar cosmo yang sangat
kuat. Sarcaruspun terkejut karena ia sangat mengenali cosmo ini. “Kau..
mungkinkah?” Sarcarus bertanya kepada lelaki itu. “TIDAK MUNGKIN.. KAU
SEHARUSNYA SUDAH MATI”. Sarcaruspun meninggikan nada suaranya. Ia menjadi
sangat kesal. Ia merasa seharusnyadahulu
ia sudah pernah membekukan cosmo ini dengan esnya yang abadi. Selama ini
ia selalu menyombongkan diri karena esnya telah memadamkan api dari orang ini.
Sarcarus dengan cepat memasang kuda – kudanya.. ia bermaksud mengeluarkan
tehnik Diamond Dustnya. Namun ia terlambat. Secepat kilat lelaki tua itu sudah
lebih dulu melancarkan serangannya dan berteriak. “HOO GENMA KEEENNNN”. Seekor
Phoenix menyertai pukulan dari lelaki tua itu dan menghantam kepala Sarcarus.
Tiba – tiba tatapan Sarcarus menjadi kosong. Ia terjatuh dan bertumpu dengan
lututnya. Tubuhnya tak lagi mampu ia gerakan. Jiwa dan semangatnya telah
dihancurkan.
Beberapa
meter darisana, Baronpun terkejut. Ia tidak pernah menyangka bahwa gurunya
adalah sang legenda Phoenix Ikki. “Guru... kau”. Perasaannya bercampur baur. Ia
tidak pernah menyangka bahwa gurunya yang humorist adalah salah satu dari Saint
legendaris, Phoenix Ikki yang terkenal sangat mematikan dan dapat menghancurkan
mental musuh – musuhnya dengan satu serangan.
***
Athena,
Yunani
Sanctuary,
tempat berdirinya kuil Athena. Dahulu tempat ini sangat indah. Kuil – kuil
megah zodiak yang berdiri di sekitar kuil Athena kini telah dipenuhi cosmo –
cosmo mematikan. Baunyapun menjadi busuk karena terlalu banyak Dark Saint yang
membunuh para penduduk dengan kejam. Langit yang dahulu selalu terlihat indah
dan cerah kini dipenuhi awan mendung yang abadi. Ya.. Hades telah merubah
tempat ini menjadi terlihat seperti neraka. Posisi Paus terdahulu sebagai
pemimpin tempat ini yang dikenal sangat adil dan pemurah kini telah digantikan
oleh seorang Paus utusan neraka.
Gorgon
Saint, Medusa tengah duduk di kursi tahta paus. Ia dekelilingi oleh patung –
patung batu yang terbuat dari tubuh para Gold Saint sebagai hiasan di
istananya. Dulu medusa adalah seorang gadis cantik penjaga kuil Athena. Namun skandalnya
dengan poseidon membuat Athena marah dan mencabut kecantikannya dengan
memberikan mata yang dapat mengubah manusia menjadi batu setelah menatapnya. Ia
menjadi wanita yang mengerikan. Rambutnya adalah ular – ular berbisa yang
mematikan. Dahulu ia pernah dikalahkan oleh perseus namun sekarang Hades membangkitkannya
dari kematian dan menjadikannya pemimpin Sanctuary. Hades menutup mata medusa
sehingga tak ada seseorangpun yang terkena kutukannya. Medusa boleh membuka
matanya hanya ketika Hades mengizinkan.
“Yang
mulia”. Seorang Dark Saint menyapa medusa. Saat itu Medusa sedang meminum
anggur dengan sebuah cawan emasnya. Setelah ia memberikan cawan emas itu kepada
budaknya ia menjawab sang Dark Saint yang datang menghadap itu. “Kabar apa yang
akan kau katakan, jaramos”. Jaramos adalah tangan kanan Medusa. Ia mampu
merubah dirinya menjadi siapapun dan mampu mengendalikan cosmonya sesuai
kehendaknya. Ia bahkan mampu menyamar menjadi Medusa saat Medusa sedang tidak
berada di kursi tahtanya. “Aku takut kabar ini adalah kabar buruk, yang mulia”.
Jaramos berkata sambil menundukan wajahnya. “Katakan, Jaramos”. Medusa menyuruh
Jaramos dengan penuh keangkuhannya. Ia menegakan tubuhnya dihadapan Jaramos
yang masih berlutut sambil menundukan wajahnya. “Cosmo dari Crystal Sarcarus
telah menghilang di desa Morch. Sepertinya ramalan tentang para Saint Athena
yang baru telah nyata, yang mulia”. Medusa berdiri dari kursinya, ia perlahan
menuruni tangga mendekati Jaramos. “Siapa yang membunuh Sarcarus?”. Medusa
bertanya kepada Jaramos. “seorang Saint Athena Phoenix Ikki telah membakar
cosmonya di desa itu sesaat sebelum saya tidak dapat merasakan cosmo Sarcarus”.
Medusa sedikit tercengang mendengar jawaban Jaramos. “huhuhu. Sepertinya akan
sedikit menyenangkan. Aku juga telah merasakan kehadiran cosmo Dragon..
hahahaha”. Jaramos heran melihat Medusa yang malah tertawa bukan khawatir
dengan keadaan yang bisa mengganggu tahtanya. “Jaramos, pergilah membawa tubuh
para Saint yang kita segel ke hadapan Hades”. Aku akan menunggu kedatangan
Athena disini untuk membalas dendam”.