Selasa, 03 Maret 2015

fan fiction saint seiya : the next generations eps 2




Fan Fiction
Saint Seiya : The Next Generation




Eps 2 : Phoenix Reborn

          Sesampai di desa, Baron melihat ledakan yang disebabkan oleh benturan antara pukulan Sarcarus dan Dragon shield. Ia masih belum tahu pasti apa yang terjadi. Yang ia tahu hanya kekacauan pasti sedang terjadi di desa Morch. Ia segera berlari menuju alun – alun desa. “ledakan tadi dan cosmo ini. Apa yang sedang terjadi?”. Baron terus bertanya - tanya apa yang sedang terjadi. Namun ia tidak dapat mengetahui jawbannya sebelum tiba di tempat ledakan terjadi.

          Sementara itu di alun – alun desa, Kiki dan Sarcarus masih bertarung. “duuuaaaaaarrrrr”. Ledakan yang sangat dahsyat telah terjadi sebagai akibat dari benturan antara tinju Kiki dan Sarcarus. Kali ini ledakan itu hampir menghancurkan seluruh desa. Para penduduk desa terpental jauh. Ledakan ini banyak memakan korban. “kau takkan mampu menahan lebih lama lagi, Sarcarus. Rozan shoryu ha jauh lebih keras daripada tamengku ini”. Kiki berbicara penuh percaya diri. Semua orang tahu bahwa tidak ada yang mampu menahan serangan Rozan Shoryu Ha. “huhuhu. Kau terlalu percaya diri, Dragon. Seranganmu tak ada apa – apanya dimataku. HYAAAAAAAHHHH”. Sarcarus melancarkan serangan dengan membakar cosmonya. Sepertinya ia tak segan untuk membunuh Kiki. Tinju Shoryu Ha tiba – tiba membeku. Kiki tak menyangka Sarcarus dapat membekukan serangannya. Ia mulai terdesak, ia masih sempat melihat ke belakang ternyata Ren masih berdiri di belakangnya. “KIKI JANGAN MAU KALAH”. Ren mencoba menyemangati kiki, namun terlambat lengan kanan Kiki telah membeku. Dengan sisa tenaganya ia menahan serangan Sarcarus dengan perisainya. Namun hal itu sia – sia. Pukulan Sarcarus terlalu kuat untuk perisainya. Kiki terpaksa menerima serangan itu. Ia dan Ren terkena pukulan Sarcarus dengan telak. Mereka terpental jauh ke belakang.

          Sarcarus berdiri menatap kiki, ia sudah tidak merasakan cosmo dari tubuh Kiki. “hahahaha. Itulah akibatnya kalau kau berani menantang Dark Saint”. Sarcarus berbalik meninggalkan Kiki dan Ren yang terkapar lemah. Baru beberapa langkah ia berjalan tiba – tiba ia berhenti. “hah? Cosmo ini”. Sarcarus merasakan cosmo yang sangat kuat. Yang ia tahu ia telah mengalahkan Kiki sang Saint Dragon. Sekilas ia menyangka apakah ini cosmo kiki. Ia berbalik untuk melihat apa yang terjadi. Sarcarus tidak menyangka bahwa cosmo ini bukan dari tubuh Kiki, namun berasal dari tubuh Ren.

          “Kau tidak dapat dimaafkan. Desa ini, dan penduduk yang tidak bersalah menjadi korban”. Ren tidak dapat membendung kemarahannnya. Ia tidak menyadari tubuhnya telah membakar cosmo yang terpendam di dalam dirinya. “Mereka hanya ingin hidup damai”. Ren berbicara sambil mencoba membangkitkan tubuhnya yang telah lemah akibat pukulan Sarcarus. Sarcaruspun menjadi geram. “cih.. cosmo ini sekuat cosmo para Gold Saint”. Sarcarus berbicara dengan dirinya sendiri. Ia tak menyangka bahwa seorang anak desa seperti Ren mampu membakar cosmo sekuat para penjaga rumah zodiak Gold Saint. “namamu Ren kan? Dengar.. para penduduk desa ini adalah orang – orang lemah yang tidak akan mendapatkan tempat di dunia ini. Aku hanya memberikan kedamaian berupa kematian. Bukankah itu lebih baik.... Hanya orang – orang kuat yang memiliki tempat di dunia ini. Huhuhu”. Ren semakin marah mendengar apa yang dikatakan Sarcarus. Cosmonya semakin kuat. Dengan susah payah ia memasang kuda – kuda lalu mengangkat tangannya. Ia tak menyadari bahwa kedua tangannya tiba – tiba menggambar sebuah rasi bintang. Cosmo yang semakin membara dan rasi bintang yang digambarkan oleh Ren membuat Sarcarus semakin terperangah. “rasi bintang ini.. jangan – jangan dia?”. Sarcarus mencoba menduga – duga apa yang dilakukan oleh Ren. Namun sebelum sempat Sarcarus mendapat jawaban atas pertanyaan yang ada dikepalanya, tiba – tiba sebuah pukulan bersarang di pipi kanannya. “BUAAAKKKK”. Sarcarus terkejut begitu juga dengan Ren. Ia bahkan belum sempat menyelesaikan rasi bintangnya, tiba – tiba sebuah pukulan sudah mengenai wajah Sarcarus dengan telak.

          Aksi Ren terhenti. matanya kemudian tertuju kepada si pemilik pukulan. “darimana kau mendapatkan cosmo itu, Ren?”. Ternyata pemilik pukulan itu adalah Baron. Ia bertanya kepada Ren lalu tersenyum. “Baron?”. Ren terkejut. Ia pikir Baron sedang berada di gunung Pompeii. “yoo”. Baron menjawab Ren. Ia lalu melihat ke arah Sarcarus. “Jadi ada Dark Saint yang berani membakar cosmonya di desa ini”. Baron lalu berjalan kearah Sarcarus lalu bertanya. “apa kau mau membangunkan phoenix yang tertidur di gunung itu”. Sebenarnya apa yang dikatakan Baron adalah sebuah bualan. Ia sendiri belum pernah melihat Phoenix selama tinggal di gunung pompeii. Ia mencoba mengancam Sarcarus dengan mitos desanya untuk menyelamatkan desa itu. Sarcarus lalu berdiri. “huhuhu. Kau ingin mengancamku dengan mitos? Hahahahaha”. Ia tertawa terbahak – bahak. “Kau tahu? Tuan Hades telah menyegel para Saint dan membunuh Phoenix Ikki. Hahahahha”. Ia terus menertawakan Baron karena ancamannya. “Phoenix akan terlahir kembali setiap ia bertemu ajalnya”. Tiba – tiba seorang lelaki berkata demikian. Si pemilik suara itu sudah berada di belakang Baron. Baron lalu menengok ke belakang. Ternyata dia adalah gurunya. “gu.. guru. Kau juga turun gunung?”. Sang guru lalu menepuk bahu Baron sambil berkata. “menjauhlah. Kau tidak akan mau menjadi korban dari kebangkitan Phoenix”. Baron terkejut mendengar perkataan gurunya. Ia tidak mengerti apa maksud dari perkataan itu. “Baron, cepat menjauh” sang guru kembali mengingatkan Baron. Ia lalu berlari ke arah Ren dan Kiki untuk mengangkat tubuh Kiki agar menjauh juga. Setelah ia dan Ren menaruh tubuh Kiki ditempat yang ia kira aman, matanya kembali menatap gurunya. Ia melihat gurunya yang masih berdiri menatapnya. Setelah sang guru merasa Baron telah berada di tempat yang aman ia lalu bertanya kepada Sarcarus. “Crystal Sarcarus, apa yang membuatmu berpikir kau dapat seenaknya saja membakar cosmo di tempat ini?”. Sarcarus merasa kesal dengan pertanyaan konyol itu. “Cih. Kau tau apa orangtua?”. Lelaki itu sempat terkejut karena Sarcarus tidak mengenalinya. “Rupanya tubuh tua ini membuat kau tidak menyadari siapa aku ya? Baiklah.. bagaimana dengan ini?”. Tiba – tiba dari tubuh laki – laki itu memancar cosmo yang sangat kuat. Sarcaruspun terkejut karena ia sangat mengenali cosmo ini. “Kau.. mungkinkah?” Sarcarus bertanya kepada lelaki itu. “TIDAK MUNGKIN.. KAU SEHARUSNYA SUDAH MATI”. Sarcaruspun meninggikan nada suaranya. Ia menjadi sangat kesal. Ia merasa seharusnyadahulu  ia sudah pernah membekukan cosmo ini dengan esnya yang abadi. Selama ini ia selalu menyombongkan diri karena esnya telah memadamkan api dari orang ini. Sarcarus dengan cepat memasang kuda – kudanya.. ia bermaksud mengeluarkan tehnik Diamond Dustnya. Namun ia terlambat. Secepat kilat lelaki tua itu sudah lebih dulu melancarkan serangannya dan berteriak. “HOO GENMA KEEENNNN”. Seekor Phoenix menyertai pukulan dari lelaki tua itu dan menghantam kepala Sarcarus. Tiba – tiba tatapan Sarcarus menjadi kosong. Ia terjatuh dan bertumpu dengan lututnya. Tubuhnya tak lagi mampu ia gerakan. Jiwa dan semangatnya telah dihancurkan.
          Beberapa meter darisana, Baronpun terkejut. Ia tidak pernah menyangka bahwa gurunya adalah sang legenda Phoenix Ikki. “Guru... kau”. Perasaannya bercampur baur. Ia tidak pernah menyangka bahwa gurunya yang humorist adalah salah satu dari Saint legendaris, Phoenix Ikki yang terkenal sangat mematikan dan dapat menghancurkan mental musuh – musuhnya dengan satu serangan.


***


Athena, Yunani
       Sanctuary, tempat berdirinya kuil Athena. Dahulu tempat ini sangat indah. Kuil – kuil megah zodiak yang berdiri di sekitar kuil Athena kini telah dipenuhi cosmo – cosmo mematikan. Baunyapun menjadi busuk karena terlalu banyak Dark Saint yang membunuh para penduduk dengan kejam. Langit yang dahulu selalu terlihat indah dan cerah kini dipenuhi awan mendung yang abadi. Ya.. Hades telah merubah tempat ini menjadi terlihat seperti neraka. Posisi Paus terdahulu sebagai pemimpin tempat ini yang dikenal sangat adil dan pemurah kini telah digantikan oleh seorang Paus utusan neraka.

          Gorgon Saint, Medusa tengah duduk di kursi tahta paus. Ia dekelilingi oleh patung – patung batu yang terbuat dari tubuh para Gold Saint sebagai hiasan di istananya. Dulu medusa adalah seorang gadis cantik penjaga kuil Athena. Namun skandalnya dengan poseidon membuat Athena marah dan mencabut kecantikannya dengan memberikan mata yang dapat mengubah manusia menjadi batu setelah menatapnya. Ia menjadi wanita yang mengerikan. Rambutnya adalah ular – ular berbisa yang mematikan. Dahulu ia pernah dikalahkan oleh perseus namun sekarang Hades membangkitkannya dari kematian dan menjadikannya pemimpin Sanctuary. Hades menutup mata medusa sehingga tak ada seseorangpun yang terkena kutukannya. Medusa boleh membuka matanya hanya ketika Hades mengizinkan.

          “Yang mulia”. Seorang Dark Saint menyapa medusa. Saat itu Medusa sedang meminum anggur dengan sebuah cawan emasnya. Setelah ia memberikan cawan emas itu kepada budaknya ia menjawab sang Dark Saint yang datang menghadap itu. “Kabar apa yang akan kau katakan, jaramos”. Jaramos adalah tangan kanan Medusa. Ia mampu merubah dirinya menjadi siapapun dan mampu mengendalikan cosmonya sesuai kehendaknya. Ia bahkan mampu menyamar menjadi Medusa saat Medusa sedang tidak berada di kursi tahtanya. “Aku takut kabar ini adalah kabar buruk, yang mulia”. Jaramos berkata sambil menundukan wajahnya. “Katakan, Jaramos”. Medusa menyuruh Jaramos dengan penuh keangkuhannya. Ia menegakan tubuhnya dihadapan Jaramos yang masih berlutut sambil menundukan wajahnya. “Cosmo dari Crystal Sarcarus telah menghilang di desa Morch. Sepertinya ramalan tentang para Saint Athena yang baru telah nyata, yang mulia”. Medusa berdiri dari kursinya, ia perlahan menuruni tangga mendekati Jaramos. “Siapa yang membunuh Sarcarus?”. Medusa bertanya kepada Jaramos. “seorang Saint Athena Phoenix Ikki telah membakar cosmonya di desa itu sesaat sebelum saya tidak dapat merasakan cosmo Sarcarus”. Medusa sedikit tercengang mendengar jawaban Jaramos. “huhuhu. Sepertinya akan sedikit menyenangkan. Aku juga telah merasakan kehadiran cosmo Dragon.. hahahaha”. Jaramos heran melihat Medusa yang malah tertawa bukan khawatir dengan keadaan yang bisa mengganggu tahtanya. “Jaramos, pergilah membawa tubuh para Saint yang kita segel ke hadapan Hades”. Aku akan menunggu kedatangan Athena disini untuk membalas dendam”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar